Renungan BHS Indonesia

(Matius 20:1-16)

Saudara,
Dalam (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, dan berpegang pada kebenaran. Mungkin kita sepakat bahwa semua orang ingin diperlakukan secara adil. Tetapi, keadilan yang dimaksud oleh manusia terkadang bersifat subjektif dan terpusat pada kepentingan diri.

Saudara,
Adapun sistem “pembagian upah” dalam pandangan Kerajaan Allah berbeda dengan konsep manusia pada umumnya. Di dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus mengumpamakan bahwa Kerajaan Surga sebagai kebun anggur, pemilik kebun anggur adalah Allah, dan para pekerja merupakan orang-orang percaya. Tuhan Yesus menceritakan bahwa Allah bekerja tanpa henti untuk mencari orang-orang berdosa untuk diselamatkan (ay.1, 3, 5-6). Tuhan Yesus menawarkan Kerajaan Surga bagi mereka dan Ia mengajak mereka terlibat aktif dalam pekerjaan-Nya (ay.2, 4, 7).
Semua pekerja-Nya mendapat bayaran yang sama besarnya secara nominal yaitu satu dinar. Namun, sistem pembayaran ini dirasakan oleh sebagian besar pekerja tidak berlandaskan asas perikemanusiaan. Menurut mereka, bagaimana mungkin yang bekerja 12 jam, 9 jam, 6 jam, dan 1 jam dibayar sama rata? (ay.8-12, 14).
Nampaknya, para pekerja lupa akan status awal mereka sebagai pengangguran. Karena kemurahan hati tuannya, Ia mengaryakan para pekerja-Nya agar mereka berdaya guna. Itu sebabnya, tidak ada alasan bagi mereka untuk iri hati sebab hal itu adalah hak prerogatif atau hak khusus pemilik kebun anggur (ay.15-16). Seharusnya, mereka bergembira jika keahlian dan keterampilan rekan kerjanya dapat didayagunakan. Lagi pula, upah 1 dinar itu bukan keputusan sepihak, melainkan kesepakatan bersama.

Saudara,
Setiap orang percaya hidup dalam anugerah, pemeliharaan dan kemurahan Allah. Di dalam melayani misi Kerajaan Allah, setiap orang wajib memberikan waktu, pikiran, tenaga, dan dana. Bukan menjadi hak kita untuk menuntut Allah menghargai jerih lelah yang kita berikan. Sebab Ia telah mengaruniakan kehidupan abadi bagi orang-orang percaya. Tidak kurang-kurang berkat Allah yang tercurah bagi kita setiap hari.

Jadi, di dalam minggu ketiga bulan ketekese liturgi ini, mari selalu sempatkan waktu untuk beribadah kepada Tuhan, mengucap syukurlah setiap saat dan menyadari bahwa Allah bukan saja mengampuni dosa kita, tetapi juga mau mengaryakan hidup kita atau mengajak kita berusaha bersama di dunia ini bagi kemuliaan Kerajaan-Nya.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.