Renungan BHS Indonesia

Mengampuni merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan, apalagi jika kesalahan yang dilakukan itu sudah berkali-kali. Bacaan Injil hari ini merupakan ajaran Tuhan Yesus tentang pengampunan. Mengampuni orang yang bersalah itu seharusnya tidak ada batasnya. Hal inilah yang ditanyakan Petrus kepada Tuhan Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?” Apakah kesalahan yang telah dilakukan berkali-kali harus diampuni? Orang sering kali tidak mau mengampuni karena alasan bahwa kesalahan sesamanya itu besar atau sudah dilakukan beberapa kali. Bahkan kalau kita memperhatikan kebiasaan atau ajaran saat itu, kesalahan yang wajib diampuni adalah sebanyak tiga kali. Untuk kesalahan yang keempat, maka bisa saja seseorang tidak mau mengampuni lagi.

Ketika Petrus menyebut tujuh kali, angka ini sudah lebih banyak dari kebiasaan yang ada. Petrus sudah menunjukkan kebaikan hati dengan kesediaan memberi pengampunan lebih dari apa yang biasa dilakukan. Namun Tuhan Yesus menyatakan pengajaran yang berbeda. Bagi Tuhan Yesus, pengampunan itu tidak ada batasnya. Pengampunan sebenarnya merupakan wujud ungkapan syukur manusia yang telah diampuni oleh Tuhan atas dosa-dosanya. Tuhan Yesus kemudian memberikan cerita tentang seorang hamba yang memiliki hutang kepada seorang raja sebesar sepuluh ribu talenta. Talenta merupakan ukuran yang besar, dimana jumlah sepuluh ribu talenta merupakan jumlah yang tidak mungkin akan bisa dibayar oleh hamba tersebut. Namun oleh karena kemurahan hatinya, raja itu menganggap hutang hamba itu telah lunas. Sekali lagi, hutang yang tidak mungkin bisa dibayar oleh hamba itu, telah dianggap lunas. Betapa seharusnya hamba itu bersyukur. Syukur karena kemurahan yang telah dia terima, sehingga seharusnya dia juga mampu menyatakan kemurahan dalam kehidupannya. Namun setelah hamba itu menerima kemurahan, dia tidak menyatakan kemurahan. Bahkan kepada seorang kawan yang hanya berhutang seratus dinar – jumlah yang sangat sedikit dibanding hutangnya yang sepuluh ribu talenta – meminta belas kasihan kepadanya, dia tidak mau menyatakan kemurahan. Dia malah memenjarakan kawannya itu. Sikapnya hamba yang tidak bisa bersyukur dengan kesediaan menyatakan kemurahan kepada kawannya membuat sang raja marah. Orang itu dipenjarakan sampai lunas hutangnya, padahal hutang itu tidak mungkin bisa dilunasinya.

Melalui kisah tersebut, Tuhan Yesus hendak menyatakan kepada para murid dan kita, bahwa Tuhan sudah menyatakan pengampunan yang besar. Manusia tidak mungkin bisa membebaskan dirinya dari dosa. Namun karena kemurahan Tuhan, Tuhan mengampuni dosa manusia dengan memberikan diri-Nya sendiri. Pengampunan dari Tuhan adalah anugerah yang sangat besar dalam hidup kita. Jadi kita harus mau mengampuni kesalahan sesama kita. Sudah seharusnya anak-anak Tuhan membangun kehidupan yang saling mengampuni.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.