Setiap hari, Tuhan sudah menyatakan berkat-Nya kepada kita, diantaranya berupa kesehatan, kecukupan, perlindungan, kedamaian, kekuatan, dan keselamatan. Oleh karena itu, seharusnya kita juga selalu menyatakan syukur kita kepada Tuhan. Namun sering kali, setelah menerima segala berkat dari Tuhan, manusia lupa kepada Tuhan yang sudah memberkatinya. Ketika doa-doa kita sudah dijawab oleh Tuhan, kita lupa untuk kembali dengan rasa syukur dan sembah kita kepada Tuhan.
Bersyukur kepada Tuhan memang merupakan hal yang sering kali sulit untuk dinyatakan dalam kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita hayati dalam Kisah 10 (sepuluh) orang kusta yang meminta belas kasih Tuhan Yesus. Penyakit kusta merupakan penyakit yang membuat penderita dipandang najis, sehingga penderita kusta dijauhkan/dikucilkan dari masyarakat, agar tidak menularkan kenajisan mereka. Mereka hanya boleh berdiri jauh dari orang lain ketika mereka membutuhkan bantuan atau belas kasihan. Oleh karena itu, mereka diceritakan berdiri agak jauh dan berteriak kepada Tuhan Yesus memohon belas kasihan. Tuhan tidak menjawab permohonan mereka dengan segera menyembuhkan mereka. Namun Tuhan Yesus menjawab: “Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” (Lukas 17:14a) Perintah Tuhan ini menyatakan agar mereka memeriksakan diri mereka kepada imam, karena imam merupakan orang yang bertugas memeriksa apakah seorang yang sakit kusta telah sembuh atau belum. Tuhan ingin melihat iman dan ketaatan mereka, sekalipun belum ada kesembuhan. Mereka semua taat dan pergi kepada imam, dimana dalam perjalanan, mereka semua menjadi tahir (sembuh). Namun hanya 1 (satu) orang, dari 10 (sepuluh) orang yang semuanya sembuh, yang kembali untuk menyatakan pujian dan menyembah Tuhan Yesus sebagai rasa syukurnya kepada Tuhan. Orang itu dikatakan sebagai Orang Samaria, orang yang dijauhi/dianggap najis oleh orang Yahudi. Kesembuhannya bukan hanya menjadi kesembuhan fisik, namun juga dia dimampukan untuk mengenal dan mendekat dalam kasih Tuhan.
Seperti halnya orang Samaria, Naaman, panglima raja Aram, juga menerima kesembuhan yang membuat dia bisa mengenal dan percaya kepada Allah Orang Israel. Naaman ditolong Elisa untuk melihat bahwa yang menyembuhkan dia bukanlah kehebatan Elisa atau air sungai yang mujarab, namun karena kuasa Tuhan. Jika Naaman mau percaya kepada Tuhan dan taat, dengan mandi di Sungai Yordan sebanyak tujuh kali, dia akan sembuh. Setelah membenamkan diri sebanyak tujuh kali di sungai Yordan, Naaman sembuh. Setelah sembuh, Naaman kembali kepada Elisa untuk menyatakan syukur kepada Tuhan melalui Elisa. Bagaimana dengan kehidupan kita? Sudahkah kita mampu merasakan berkat Tuhan dan kembali untuk menyatakan syukur kepada Tuhan? Apakah wujud syukur kita kepada Tuhan?