Renungan BHS Indonesia

(Markus 1:21-28)

Saudara, Allah membenci segala bentuk kekejian, karena kekejian menyebabkan kehancuran dan kerusakan. Oleh sebab itu, setiap “pengetahuan”, “kuasa” dan “kebebasan” yang diberikan Allah kepada manusia sudah semestinya digunakan untuk menolong, menguatkan dan memulihkan. Sejenak kita akan merenungkan peristiwa dan tindakan luar biasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus saat Ia sedang mengajar di Bait Allah pada hari Sabat.

Saudara, secara singkat dapat dikatakan bahwa Injil Markus 1:21-28 adalah kisah pelayanan pertama yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Setelah Tuhan Yesus dibaptis (ay.9-11), dicobai di padang gurun (ay.12-13) dan memanggil para murid (ay. 16-20), Ia mengawali pelayanan-Nya di Kapernaum. Di sana, Tuhan Yesus hadir sebagai seorang pengajar di rumah ibadat. Ia mengajar dengan begitu luar biasa, sehingga membuat para murid-Nya takjub, sebab pengajaran-Nya berbeda dengan pengajaran yang biasa disampaikan oleh para ahli Taurat (ay. 21- 22). Tuhan Yesus tidak hanya mengajar dengan kata, melainkan dengan kuasa dan hal tersebut nyata dalam peristiwa “pengusiran” roh jahat yang sedang merasuki salah seorang yang hadir dalam rumah ibadat tersebut.

Dengan kuasa-Nya, Tuhan Yesus membebaskan orang yang sedang dikuasai oleh roh jahat itu. Tuhan Yesus adalah pribadi yang dipilih oleh Allah (ay. 11) dan melalui kuasa yang diberikan Allah kepada-Nya, Tuhan Yesus hadir sebagai seorang penolong. Artinya, kuasa Yesus adalah kuasa kasih yang menyelamatkan.

Dapat dikatakan bahwa pada saat itu Tuhan Yesus melakukan tindakan bijak. Mengapa dikatakan bijak? Sebelumnya mari kita lihat larangan-larangan dalam Agama Yahudi. Beberapa contoh larangan kalangan agama Yahudi yang tidak boleh dilakukan saat hari Sabat tiba :
a. Larangan membawa ‘beban’ dan mempersiapkan makanan.
b.  Larangan bepergian / melakukan perjalanan jauh.
c.  Larangan mengobati / menyembuhkan.
d.  Larangan menulis.
e.  Larangan menyalakan api / lampu.
f.   Larangan membuat simpul.
g.  Larangan berperang / membela diri.

Jadi, jelas Tuhan Yesus melakukan hal yang sebenarnya dilarang oleh Agama Yahudi, yaitu mengobati atau menyembuhkan. Karena menurut Tuhan Yesus di dalam masa Hari Sabat-pun pekerjaan / hal darurat yang sungguh dibutuhkan, menolong orang / berbuat baik dan melayani Tuhan sah-sah saja untuk dilakukan. Dari sini Tuhan Yesus menunjukkan sikap yang bijak dengan menyembuhkan orang yang kerasukan roh jahat.
Saudara, belajar dan merenungkan kisah tersebut, marilah kita berusaha menjadi anak-anak Tuhan Yesus yang bijak. Jika bisa melakukan hal baik, lakukanlah! Jika bisa melayani Tuhan, layanilah Dia! Jika bisa menolong orang lain, tolonglah! Karena itulah alasan Tuhan Allah memberikan kita kuasa dan kebebasan yaitu untuk memuliakan nama Tuhan. Amin.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.