Keadaan gelap mata akan membawa dampak yang mengerikan, apalagi jika sudah gelap hati. Orang gelap mata mula-mula disebabkan perasaan iri yang berlanjut dengki. Iri yang dimaksud adalah iri terhadap kecerdasan, budi baik, keberuntungan dan ketenangan batin yang dimiliki seseorang.Ketikairidan benci dibiarkan bertahta, orang bisa terjebak pada proyeksi batin bahwa orang lain adalah musuh. Inilah yang disebut gelap hati. Padahal kecerdasan, kebaikan hati, kesalehan hidup, ketenangan batin, keberuntungan yang dimiliki seseorang bisa membantu kita mendapatkan penerangan batin. Jalan kenabian yang ditempuh Elisa adalah contoh.Karunia roh mujizat dan roh bernubuat yang diminta kepada Elia adalah dalam rangka menuntun banyak orang  mengalami penerangan jiwa. Tidak pernah karunia itu diminta untuk mencari kepuasan dan kebanggaan diri. Ketika menempuh jalan kenabian, tujuan Elisa adalah melanjutkan pengabdian Elia, yaitu menuntun umat Tuhan supaya selalu berbakti kepada Tuhan Sang Pencipta.Kebahagiaan anugerah Tuhan tidak untuk dinikmati sendirian. Itulah sebabnya, Rasul Petrus tidak diperkenankan oleh Tuhan mendirikan kemah untuk menikmati kebahagiaannya sendiri di puncak gunung transfigurasi (gunung alihrupa Yesus).

Kemah-kemah sukacita batin harus dibangun di tengah-tengah dunia untuk menerangi gerak zaman supaya tidak dibutakan oleh ilah-ilah kegelapan. Mendapatkan terang hidup adalah dambaan setiap orang.Hal ini digambar kandalam keadaan Saulus ketika buta. Syukur kepada Allah bahwa cahaya kemuliaan Kristus tidak hanya menerangi mata ragawinya,  tetapi juga mata batinnya .Akibatnya, cipta, jiwa, rasa hingga karsa Saulus menjadi tercerahkan.Ia pun mendapatkan penglihatan yang baru sebagai insan yang sudah mengalami pencerahan rohani. Maka ia dikenal dengan nama Paulus. “Dari dalam gelap akan terbit terang!”, sungguh merupakan ungkapan yang mendalam berdasarkan pengalaman batinnya. Yang menarik, Rasul Paulus bukan orang yang egois, ingin menikmati kebahagiaan batin itu sendirian. Kata-kata berikut ini merupakan bukti: “Ia juga yang membuat terangNya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

Pengalaman melihat terang setelah mengalami kegelapan hidup diwartakan oleh Paulus kepada dunia, supaya dunia percaya kepada cahaya kemuliaan Kristus, yaitu cahaya yang mampu menembus kegelapan batin manusia. Inilah pentingnya perayaaniman pada Minggu Transfigurasi, hari Minggu sebelum Rabu Abu, hari Minggu yang mempersiapkan umat memasuki masa Pra paskah dengan cahaya iman yang bersumber dari sinar kemuliaan Kristus di  bukit  Transfigurasi. Peristiwa Transfigurasi semakin meneguhkan iman para murid bahwa kasih dan penyelenggaraan-NYa kekal. Suara yang menggema dari dalam awan mengungkapkan jati diri Yesus sebagai Taurat Baru, Sang Putra terkasih yang harus didengarkan dan ditaati. Anugerah terang hidup diberikan kepada orang-orang yang mau mendengarkan dan taat kepada Sang Putra Allah.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.