Dalam kehidupan ini, kita diperhadapkan dengan pilihan-pilihan, seperti pilihan akan pakaian, menu makanan, pekerjaan dan pasangan hidup. Ada saat dimana kita bisa menentukan pilihan dengan mudah, namun kadang kita berhadapan dengan pilihan yang sulit.

Misalnya saja, di tahun 2019 ini kita harus menentukan pilihan akan orang-orang yang akan memimpin kehidupan bangsa Indonesia. Pilihan ini tentu bukan pilihan yang mudah, karena masing-masing calon menawarkan janji-janji kampanye yang indah. Oleh karena itu, perlu pengertian dan pertimbangan yang matang sebelum akhirnya menentukan pilihan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa manusia diciptakan dengan kehendak bebas, dimana manusia boleh menyatakan pilihannya. Manusia tidak diciptakan seperti robot yang hanya menurut kepada program yang sudah dirancang. Namun dalam kebebasan tersebut, Tuhan menyatakan bahwa setiap pilihan pasti akan ada akibatnya. Manusia bisa menentukan pilihan untuk mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan, atau mengandalkan kekuatannya sendiri. Nabi Yeremia mengkontrasakn kehidupan umat Yehuda yang mengandalkan diri pada kenikmatan sesaat dengan kehidupan orang yang mengandalkan Tuhan. Bagi Nabi Yeremia, mereka yang mengandalkan diri pada manusia dengan segala yang ada pada diri mereka, diibaratkan padang gurun yang penuh semak bulus, yang tidak akan mengalami keadaan baik. Bentuk kepercayaan yang berpusat pada kehebatan dan kekuatan manusia, pada akhirnya hanya akan menuai kekecewaaan, ketakutan, dan kebinasaan.

Sebaliknya, bagi Yeremia dan pemazmur, mereka yang mengandalkan Tuhan ibarat pohon yang ditanam di tepi aliran air. Memang pohon tersebut bisa saja mengalami masa yang berat pada saat pertumbuhannya, namun dia akan mendapatkan kekuatan karena akarnya semakin menancap dalam, mendapatkan sumber makanan dan tetap dapat bertahan hidup, bahkan berbuah sesuai dengan harapan. Tuhan Yesus pun mengajarkan bahwa orang yang berbahagia bukanlah orang yang mengandalkan kekuatan, kehebatan, kekayaan, atau kebahagiaan yang bersumber dari dunia ini. Orang yang berbahagia adalah orang yang sungguh-sungguh hanya mengandalkan Tuhan. Orang yang menyadari bahwa dia tidak memiliki apa-apa untuk diandalkan sehingga hanya berharap penuh kepada Tuhan. Mereka adalah orang yang akan setia kepada Tuhan. Mereka percaya bahwa apa yang Tuhan janjikan adalah pertolongan yang sesungguhnya dan kekal adanya. Sebaliknya, apa yang ditawarkan oleh dunia ini hanya sementara saja. Jaminan pertolongan di dalam Tuhan bukan hanya untuk persoalan dunia saja, tetapi akan dapat diterima sampai kepada hidup yang kekal. Tuhan menyatakan bahwa kuasa terbesar dalam kehidupan manusia berdosa, yaitu kematian, sudah dikalahkan oleh Tuhan. Bukti bahwa kuasa maut sudah dikalahkan adalah kebangkitan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sungguh-sungguh sudah bangkit karena itulah dasar iman dan kemenangan kita sebagai orang percaya. Oleh karena itu, sebagai umat Tuhan, mari selalu mengandalkan Tuhan dalam menentukan pilihan dalam hidup.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.