Renungan BHS Indonesia

Sebagai makhluk sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat, kita tidak bisa menghindari perjumpaan dengan berbagai macam orang, baik secara langsung maupun melalui media sosial. Dalam perjumpaan terbuka kemungkinan dan kesempatan terjadinya banyak hal, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, ada orang yang tidak mau mengalami perjumpaan dengan orang lain yang dianggap tidak baik atau bisa memberikan pengaruh tidak baik. Itulah yang terjadi antara Orang Yahudi dengan Orang Samaria. Sejarah masa lalu dalam kehidupan mereka, telah membuat mereka memiliki pandangan negatif satu sama lain dan saling menghindari terjadinya perjumpaan. Namun demikian, ada kebutuhan pokok dalam hidup mereka yang membuat mereka terpaksa saling bertemu, yaitu kebutuhan akan air. Mereka sama-sama mengambil air dari sumur Yakub, sekalipun nampak bahwa mereka memilih waktu agar tidak bersamaan datang ke sumur itu. Nampaknya, Orang Samaria memilih waktu pada siang hari untuk mengambil air agar tidak bertemu dengan Orang Yahudi.

Percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria dan meminta air padanya adalah suatu hal yang sangat tidak biasa. Namun jika kita lihat ceritanya secara utuh, kita tahu bahwa Tuhan Yesus sedang berusaha untuk memperbaiki hubungan antara Orang Yahudi dengan Orang Samaria yang telah rusak. Perjumpaan itu diawali Tuhan dengan persoalan akan air. Tuhan Yesus yang haus karena perjalanan dan terik siang meminta air kepada perempuan Samaria. Dan jawaban perempuan Samaria yang menerima permintaan Tuhan Yesus menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Tuhan memang suatu hal yang tidak mungkin dilakukan Orang Yahudi yang lain. Oleh karena itu, perempuan itu menjawab: “Masakan Engkau seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Yohanes 4:9). Tuhan Yesus memakai perjumpaan dengan perempuan Samaria tersebut untuk mendalami soal air sebagai kebutuhan hidup manusia. Air memberikan dirinya untuk semua orang yang haus, tanpa melihat status atau asal usul mereka. Dan melalui percakapan tersebut, Tuhan Yesus menawarkan “sumber air kehidupan kekal”. Perempuan itu nampak semakin antusias, bahkan dia mulai mengabaikan perbedaan yang ada. Tuhan Yesus mulai mengenalkan maksud dan keberadaan-Nya sebagai sumber “air hidup kekal” itu. Air sumur itu dibuat oleh Yakub, dan air hidup kekal datang dari Allah dengan menerima Yesus sebagai Mesias.

Perjumpaan perempuan Samaria dengan Tuhan Yesus telah mengubah banyak hal dalam dirinya, antara lain:

Perubahan dalam melihat dan bergaul dengan orang lain. Melalui Tuhan Yesus, perempuan Samaria itu belajar melihat Tuhan bukan dari ke-Yahudi-anNya. Bahkan perempuan itu bisa menemukan Mesias dalam diri Tuhan Yesus.

Perubahan kehidupan. Perjumpaan dengan Tuhan Yesus membuat perempuan Samaria melihat dosa-dosa dalam kehidupannya, menemukan kasih Allah dalam diri Tuhan Yesus dan memberitakan tentang Tuhan Yesus kepada orang lain.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.