Ada dua orang yang bekerja dalam sebuah perusahaan sepatu. Mereka mendapat tugas melakukan survey lapangan untuk melihat peluang pengembangan penjualan sepatu di suatu daerah. Sekalipun mereka melakukan survey di daerah yang sama, mereka memberi laporan dan rekomendasi yang berbeda. Orang yang pertama memberikan laporan bahwa masyarakat di daerah tersebut belum ada yang memakai sepatu. Mereka tidak mengenal apa itu sepatu.

Mereka sudah terbiasa berjalan tanpa alas kaki. Oleh karena itu, jika perusahaan membuka toko sepatu di sana, maka peluang laku dan berkembangnya sangat kecil. Sedangkan orang kedua mengatakan bahwa masyarakat di daerah tersebut belum ada yang memakai sepatu. Oleh karena itu, ada peluang yang sangat besar untuk menjadi perusahaan pertama yang memperkenalkan dan menjual sepatu. Masyarakat pasti akan sangat terbantu & perusahaan sepatu itu pasti akan mendapatkan keuntungan sesuai dengan harapan.

Dari cerita tersebut kita bisa melihat bahwa dari dua orang yang diperhadapkan pada situasi yang sama, bisa ada dua sikap yang berbeda. Orang pertama merupakan gambaran dari orang yang bersikap negatif. Dia melihat situasi dari sisi yang buruk. Kreatifitasnya tumpul sehingga dia tidak tertantang untuk mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi. Dengan demikian, dia tidak menjadi produktif. Sedangkan orang kedua bersikap sebaliknya. Dia melihat sisi positif dari situasi yang dia lihat, yaitu belum adanya perusahaan yang menjual sepatu di sana, sehingga mereka bisa menjadi pelopor penjual sepatu. Pikiran yang positif tersebut menantang kreatifitasnya untuk dia tidak menyerah, tetapi justru harus berjuang untuk bisa mewujudkan impian. Dan akhirnya, dia bisa menyatakan kehidupan yang produktif. Sikap mudah menyerah terhadap situasi dan hanyut dalam keadaan lingkungan merupakan hambatan bagi berkembangnya sikap positif, kreatif dan produktif.

Yusuf merupakan tokoh yang dikisahkan firman Tuhan sebagai pribadi positif, kreatif dan produktif. Sekalipun dia mendapatkan perilaku jahat dari saudara-saudaranya, hidup di tengah masyarakat yang menggoda dia untuk berbuat dosa, dan hidup dalam penderitaan, tidak membuat Yusuf putus asa atau memilki pikiran yang jahat terhadap orang lain. Dia selalu menanggapi hal-hal yang dia alami secara positif. Dimana pun dia berada dan bagaimanapun keadaannya, Yusuf selalu menyatakan sikap kreatif, dia tidak menyerah dengan keadaan. Dan akhirnya, Yusuf berkesempatan untuk menghadap dan menafsirkan mimpi Raja Firaun. Berdasarkan tafsir mimpi tersebut, jelas bahwa di Mesir akan terjadi 7 tahun masa kelimpahan dan 7 tahun masa kekeringan. Dan Yusuf mengajukan usul yang sangat produktif agar rakyat tidak menghabiskan semua hasil di masa kelimpahan, tetapi menyimpan seperlima dari hasil tanah Mesir untuk menjadi persediaan makanan bagi tujuh tahun masa kelaparan. Dalam pekan pendidikan kristen ini, kita semua ditantang untuk mewujudnyatakan hidup yang bermakna dengan sikap positif, kreatif dan produktif.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.