Yesus telah hidup! Ia sungguh bangkit! Itulah inti iman Kristen. Kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa Ia sungguh Tuhan yang berkuasa. Ia berkuasa untuk memberi kehidupan, untuk membangkitkan manusia dari segala bentuk kematian.

Oleh karena itu, manusia mesti menyambut kebangkitan Sang Kristus. Yaitu menerima Dia yang hidup itu dalam reaksi yang aktif. Menyambut tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga agar bisa berdampak positif bagi yang lain.

Dalam Injil Lukas 24:1-12, berbicara tentang bagaimana para perempuan murid Yesus menjadi saksi pertama kebangkitan Yesus. Saat itu, melihat realita bahwa kubur terbuka dan kosong, mereka menjadi termangu-mangu. Mereka terdiam, termenung karena terkejut, sedih, dan bingung yang bercampur di dalam hati. Dalam situasi seperti itu, dua malaikat berbicara, ”Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak di sini, Ia telah bangkit… (Lukas 24:5b-6a).

Ya, Yesus sungguh bangkit. Itulah pesan dari perikop ini. Untuk meyakinkan para perempuan bahwa Yesus sungguh bangkit, kedua malaikat tersebut mengajak mereka untuk mengingat apa yang pernah dikatakan Yesus tentang kebangkitan-Nya. Mereka pun teringatlah, lalu dengan sukacita pergi kepada kesebelas murid dan semua saudara yang lain untuk menyampaikan semua yang mereka alami. Namun, kabar sukacita itu tidak mudah diterima oleh para murid lainnya hanya karena mereka perempuan. Hanya Petruslah yang mau mendengarkan mereka lalu meresponnya dengan pergi ke kubur untuk melihat apa yang terjadi. Kubur memang telah kosong.

Yesus memang sudah bangkit! Kisah kebangkitan ini diperkuat melalui penampakan-penampakan yang kemudian dialami oleh para murid pada ayat-ayat selanjutnya. Di antara para murid dan saudara-saudara seiman waktu itu, Petruslah satu-satunya yang merespon berita kebangkitan dari para perempuan. Respon itu tentu tidak muncul begitu saja. Itu muncul karena kedalaman relasi dan kasihnya kepada Yesus Sang Guru selama ini. Karena ia merekam perkataan-perkataan dan peristiwa-peristiwa yang ia alami bersama Yesus. Rekaman itu muncul kembali tatkala mendengar cerita para perempuan tentang ajakan malaikat tersebut. Itulah yang mendorongnya pergi ke kubur Yesus.
Kegagalannya mewujudkan janji untuk menjadi murid yang setia (karena tiga kali menyangkal Yesus) tidak menjadikannya kendor dalam mengasihi dan menciptakan relasi dengan Sang Guru. Ia tetap mempunyai keberanian untuk menghampiri Yesus yang pernah ia kecewakan, meski mungkin ada rasa takut dan ragu yang terselip di dalam relung hatinya. Namun justru semua itu menjadikannya bisa berubah. Ia pada akhirnya menjadi sosok yang tangguh dalam iman dan pemberitaan Injil.

Saudara, Mari kita merayakan Paska ini dengan menyambut kebangkitan-Nya! yaitu dengan menerima dan bereaksi atas peristiwa kebangkitan Kristus itu. Menerima, percaya, dan bereaksi terhadap Kristus yang sungguh bangkit, hidup, dan berkuasa itu! Menerima dan bereaksi di dalam iman yang berbuahkan pada karya-karya yang menghadirkan kehidupan di tengah zaman yang cenderung menghadirkan “kematian” (fitnah, ujaran kebencian, stereotipe, dll.). Tuhan kiranya menolong kita untuk mampu menghadirkan kehidupan yang Ia anugerahkan dalam kebangkitan-Nya itu. Amin.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.