“Disabilitas” merupakan istilah baru yang disepakati sebagai pengganti istilah “cacat” yang sering kali dipahami dengan pengertian tidak lengkap / kurang sempurna, karena tidak ada orang yang tidak sempurna. Hanya saja memang ada orang yang memiliki perbedaan tertentu. Sayangnya, kebutuhan penyandang disabilitas masih kurang diperhatikan dalam kehidupan masyarakat, bahkan sering kali mereka dihindari/ditolak.

Dalam bacaan hari ini, sida-sida dari etiopia merupakan orang yang juga dikucilkan karena mereka dianggap sebagai orang yang najis. Sekalipun mereka sebenarnya merupakan orang yang dihargai sebagai pembesar dan kepala perbendaharaan di Kerajaan Sri Kandake. Di dalam tugasnya, sida-sida dikebiri, dimana orang yang dikebiri dianggap sebagai orang yang najis. Sekalipun demikian, Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa Filipus menjumpai sida-sida tersebut. Sikap Filipus ini menunjukkan kasihnya sebagai murid Tuhan yang nyata, yang tidak membeda-bedakan, bahkan menyapa secara khusus orang-orang yang dianggap najis. Filipus mampu menyatakan kaish Allah karena ia percaya bahwa Allah adalah kasih. Sumber kasih adalah Allah. I Yohanes 4:7-21 menyatakan bahwa Allah adalah kasih dan manusia yang hidup dalam kasih lahir dari Allah.

Murid-murid Tuhan Yesus dan gereja perdana menjadi teladan dalam sikap “memanusiakan” manusia dengan kasih. Teladan gereja perdana inilah yang seharusnya dinyatakan dalam kehidupan anak-anak Tuhan. Kasih kepada semua orang, termasuk kepada mereka yang lemah atau dikucilkan. Kita akan mampu menyatakan sikap kasih tersebut jika kita tetap tinggal / melekat pada Allah. Kemelekatan tersebut digambarkan oleh Tuhan Yesus seperti ranting-ranting pohon anggur yang melekat pada pokoknya. Tuhan Yesus adalah pokok anggur kehidupan. Kita sebagai ranting akan mati jika kita tidak melekat pada pokok anggur. Jika kita mati, maka kita tidak akan berbuah. Namun demikian, ranting yang melekat pada pokoknya juga harus dibersihkan agar dapat berbuah. Oleh karena itu, kita juga harus siap dibersihkan di dalam kebenaran firman Tuhan.

Melalui firman Tuhan, kita diingatkan beberapa hal yang luar biasanya, yaitu:
1. Jangan pernah mengeluh dan putus asa dengan kekurangan/keterbatasan
Hal tersebut dapat kita pelajari dari kesaksian hidup seorang bernama He Ah Lee. Dia terlahir sebagai penderita ectrodoctyly atau biasa disebut “lobster claw syndrome” (sindrom capit lobster), dimana dia hanya mempunyai dua jari yang bentuknya seperti capit dan huruf “V”. Namun keluarganya mendukung dia untuk mandiri dan dia menjadi orang yang percaya diri dan tidak merasa bahwa dia perlu dikasihani. Dia tetap mampu melakukan sesuatu. Dia adalah seorang pianis hebat asal Korea.
2. Mewujudkan kasih secara nyata kepada semua, khususnya kaum disabilitas
Sebagai anak-anak Tuhan kita diundang untuk menyapa mereka yang membutuhkan dukungan, perhatian dan kasih.

Print Friendly, PDF & Email

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.